Menanamkan falsafah SIRI' na PACCE dalam perjuangan kaum buruh

Siri' na pacce merupakan prinsip hidup bagi suku makassar, siri' dipergunakan untuk membela kehormatan terhadap orang-orang yang mau memperkosa harga dirinya.
Sedangkan pacce dipakai untuk membantu sesama anggota masyarakat yang berada dalam penderitaan.

Berbagai pandangan para ahli hukum adat tentang pengertian siri', Moh. Natsir said mengatakan siri' adalah suatu prrasaan malu (krengking) yang dilanggar norma adatnya.
Menurut Assuto salah seorang ahli hukum adat berkebangsaan jepang, siri' merupakan pembalasan berupa kewajiban moral untuk membunuh pihak yang melanggar adatnya.
Kodak VIII Sul-Selra bekerja sama dengan Univ. Hasanuddin mengadakan seminar masalah siri' (11-13 juli 1977) merumuskan :
Sirik adalah suatu sistem nilai pranata pertahanan harga diri dan martabat manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.

Sedangkan pacce secara harfiah bermakna pedih dan perih yang dirasakan meresap dalam kalbu seseorang karena melihat  penderitaan orang lain.
Pacce berfungsi sebagai alat  penggalang persatuan, solidaritas, kebersamaan, rasa kemanusiaan dan memberi motifasi untuk berusaha meskipun dalam keadaan yang sangat pelik.

Dalam konteks perburuhan, falsafah siri' na pacce dapat kita tanamkam untuk mengobarkan semangat perjuangan kaum buruh, sebagaimana kita ketahui selama ini kaum buruh tertindas dan terjajah di negri sendiri, kaum kapitalis ( pemodal) telah merampas apa yang menjadi hak mereka, dimana siri' (malu) kaum buruh jika tidak memperjuangkan dan merubut apa yang menjadi hak mereka.
Demikian juga dengan pacce(ibah), sebagai kaum yang tertindas buruh tidak boleh berjuang sendiri- sendiri, buruh pun tidak boleh diam melihat buruh-buruh lain menderita, kaum buruh harus bahu-membahu untuk berjuang memperjuangkan hak mereka, dalam artian SATU TERSAKITI YANG LAIN PUN IKUT MERASAKAN.